بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Wasiat Al Allamah Alhabib Umar Bin Hafidh Dalam Menghadapi
Bulan Ramadhan
Wasiat – wasiat Guru MuliaAl Habib Umar bin Hafidh Dalam
Menghadapi Bulan Ramadhan, bahwa seyogyanya ada 3 hal yang harus kita
laksanakan di awal bulan ramadhan ini, yaitu:
1. Gembira dan senang dengan datangnya bulan Ramadhan,
sebagaimana firman Allah swt :
“Katakanlah
(wahai Muhammad saw) Dengan Datang-nya Anugerah Allah Dan Rahmat-Nya, Maka
Dengan Itu Hendaknya Mereka Bergembira” (QS Yunus 58),
dan juga Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa
yang berpuasa ramadhan dengan menjaganya dengan segenap kemampuannya, maka
diampunilah seluruh dosanya yang telah lalu” (HR Bukhari & Muslim).
Dan diriwayatkan oleh Salman ra, bahwa Rasulullah saw
menyampaikan ceramahnya pada kami di hari terakhir bulan sya’ban :
“Wahai
para manusia sekalian, telah menyelimuti kalian bulan Agung yang penuh
keberkahan, bulan yang padanya suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan,
Allah menjadikan puasa di bulan ini merupakan hal yang fardhu (wajib), dan
menjadikan Qiyam (tarawih) merupakan hal yang sunnah, barangsiapa yang
beribadah dengan satu macam kebaikan maka sama saja pahalanya dengan
menjalankan ibadah yang fardhu, barangsiapa yang beribadah dengan hal yang
fardhu maka seakan ia telah mengerjakan 70X hal fardhu tersebut, inilah
(ramadhan) merupakan bulan kesabaran, dan balasan atas kesabaran adalah Surga,
inilah bulan kita saling membantu satu sama lain, inilah bulan dimana Allah
menumpahkan rizki Nya bagi orang mukmin” (Hadits riwayat Imam Ibn Khuzaimah
dalam shahih nya).
2. Menjaga diri dan berhati hati dari hal hal yg membuat
kita terhalangi dan terusir dari kemuliaan Ramadhan, diantaranya adalah :
Menjaga lidah kita dari berdusta dan menjaga pula perbuatan
kita dalam kedustaan dan penipuan,
juga ucapan ucapan buruk dan perbuatan buruk,
dan dari berbuka puasa dengan makanan haram dan syubhat,
dan dari perbuatan yang menjatuhkan pahala puasa seperti
memandang aurat yang bukan muhrimnya,
dan dari berdusta dan membicarakan aib orang lain,
dan dari memutuskan hubungan silaturahmi,
dan dari minum arak, ganja dan narkotika,
dan dari dengki dan kebencian terhadap sesama muslimin, dan
dari berbuat durhaka pada kedua orang tua.
Dan berhati – hatilah wahai mukimin dari berbuka puasa tanpa
sebab yang jelas, Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa
yang berbuka di hari ramadhan tanpa sebab sakit, atau safar, atau udzur syar’I
lainnya, maka tiadalah ia akan bisa membayarnya walaupun ia berpuasa sepanjang
masa” (HR Tirmidzi, Nasa’I, Abu Daud, Ibn Maajah, Ibn Khuzaimah dan Imam
Baihaqy).
Maka berhati – hatilah wahai mukmin dalam menjaga keadaan
puasamu, dan jangan pula kau berbuka puasa sebelum yakin telah tiba waktunya,
karena sunnah untuk bersegera dalam buka puasa adalah setelah yakin sepenuhnya
telah masuk waktu berbuka puasa.
3. Yang terakhir adalah bersungguh – sungguh dalam
menghadapi hujan anugerah di bulan mulia ini, dan bersungguh – sungguh
mendapatkan anugerah berlipat gandanya berbagai pahala dan di bentangkannya
kesempatan untuk meraih derajat yang agung. Telah bersabda Rasulullah saw
“Sesungguhnya
Allah telah mewajibkan bagi kalian berpuasa di siang harinya dan telah pulah
mensunnahkan bagi kalian mendirikan shalat sunnah di malam harinya (tarawih),
barangsiapa yang melakukan keduanya dengan keimanan dan kesungguhan, maka ia akan
lepas dari seluruh dosanya sebagaimana saat ia baru dilahirkan oleh ibunya” (HR
Imam Nasa’i).
Maka seyugianya kita memperbanyak pelbagai amal ibadah di
bulan mulia ini, terutama menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah, dan
ketahuilah bahwa menjamu orang lain berbuka puasa merupakan hal yang agung
pahalanya, sabda Rasulullah saw :
“Baramgsiapa
yang menyediakan buka puasa bagi yang berpuasa dibulan Ramadhan, maka diampuni
seluruh dosanya, dan kebebasan baginya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala
puasa tersebut” (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya).
Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa
yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa ramadhan dengan makanan
dan minuman yang halal, maka akan bershalawatlah para Malaikat baginya
sepanjang waktu Ramadhan, dan akan bershalawatlah padanya Malaikat Jibril
dimalam Lailatulqadr” (Imam Thabrani).
Sabda Rasulullah saw :
“Diberikan
untuk ummatku dibulan Ramadhan lima hal yang tidak diberikan pada para Nabi
sebelumku, yaitu saat malam pertama bulan Ramadhan, Allah memandangi mereka
dengan iba dan kasih sayang Nya, dan barangsiapa yang dipandangi Allah dengan
Iba dan Kasih Sayang Nya maka tak akan pernah disiksa selama selamanya, yang
kedua adalah aroma tak sedap dari mulut mereka di sore harinya lebih indah
dihadapan Allah daripada wanginya Misk (bau tak sedap orang yang berpuasa akan
menyusahkan mereka dan akan membuat mereka merasa terhina, namun balasan untuk
keridhoan mereka karena hal yang tak mereka sukai dan perasaan terhina itu
adalah justru di sisi Allah hal itu sangatlah mulia), yang ketiga adalah
sungguh para malaikat memohonkan pengampunan dosa bagi mereka sepanjang siang
dan malam, yang keempat adalah Allah memerintah kepada Surga seraya berfirman :
Bersiaplah engkau (wahai surga), dan bersoleklah untuk menyambut hamba – hamba
Ku, aku iba melihat mereka, barangkali mereka mesti beristirahat karena
kepayahan menghadapi kehidupan mereka didunia untuk menuju Istana – Istana Ku
dan Megahnya Kedermawanan Ku, yang kelima adalah ketika malam terakhir dibulan
Ramadhan maka diampunilah bagi mereka seluruhnya, maka bertanyalah seorang
sahabat : apakah itu hadiah orang yang mendapatkan Lailatulqadr Wahai
Rasulullah?, maka Rasul saw bersabda : “Tidak, bukankah bila kau melihat para
buruh bila selesai dari pekerjaannya harus segera dilunasi upahnya?” (HR Imam
Baihaqi).
Maka ketahuilah bahwa Rasul saw bersungguh – sungguh dalam
beribadah pada bulan Ramadhan, lebih dari kesungguhannya di bulan lain, dan
Rasul saw sangat teramat bersungguh – sungguh dalam beribadah di 10 malam
terakhir Bulan Ramadhan lebih dari kesungguhannya di hari – hari ramadhan
lainnya, Maka berpanutlah pada Imam mu Nabi Muhammad saw, janganlah tertipu
dengan mengikuti kebiasaan sebagian orang yang bersungguh – sungguh di awalnya
dan bermalas – malasan di akhirnya, karena kemuliaan justru berpuncak pada
akhirnya.
Wahai Allah perkenankan kami melewati kemuliaan Ramadhan,
berpuasa dan menegakkan bermacam – macam amal mulia padanya, dari pembacaan Al
Qur’an dan bertafakkur atas maknanya, serta menyambung silaturahmi serta
berbuat baik dengan tetangga, dan selamat dari segala hal yang memnghalangi
kami dari kemuliaannya, dan shalawat serta salam atas sang Nabi dan keluarga
serta sahabatnya walhamdulillahirabbil’alamiin… amiin.
Wasiat Al Allamah Alhabib Umar Bin Muhammad bin Salim bin
Hafidz Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan (Terjemahan dari wwww.habibomar.com)
~wasalam~
No comments:
Post a Comment